BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Akhlak
merupakan tata aturan
atau norma prilaku yang mengatur
hubungan antara sesama manusia bahkan mengatur hubungan
antara manusia dengan Tuhan serta
dengan makhluk lainnya dan akhlak
merupakan perwujudan dan hakikat keberadaan manusia itu sendiri. Akhlak dalam
kehidupan manusia menempati tempat yang paling penting sekali, baik secara
individual maupun sebagai anggota masyarakat dan bangsa. Sebab jatuh bangunnya,
jaya hancurnya, sejahtera rusaknya suatu bangsa dan masyarakat tergantung
kepada bagaimana akhlaknya.
Dalam
pendidikan bukan saja prestasi yang diharapkan, tetapi
terlaksananya akhlak yang baik merupakan
harapan setiap individu.
Dalam proses belajar
yang dialami dan
dilalui siswa banyak tantangan dan hambatan yang dapat merusak
akhlaknya. Untuk itu di dalam
pembentukan kepribadian anak
berada di pundak orang tua dan
pembentukan kepribadian anak itu
dimulai dari rumah tangga. Siswa memerlukan pembinaan
akhlak yang ekstra
dari orang tua.
Karena pada masa ini kebanyakan jiwa anak masih mengalami
keguncangan, sehingga mereka sangat membutuhkan pembinaan dari orang tua
khususnya dalam akhlak mereka agar mempunyai akhlak yang baik.
Untuk
menanamkan akhlak mulia bagi anak menurut pandangan Islam
telah dimulai sejak
dini, dimulai sejak sebelum kelahiran bayi kemudian
diteruskan setelah kelahirannya.
Pembentukan akhlak mulia
itu terkait erat dengan
pelaksanaannya di rumah tangga, sekolah dan
masyarakat.[1]
Dalam rumah tangga usaha
yang dapat dilakukan untuk pembinaan akhlak
di rumah tangga adalah orang tua hendaknya menciptakan kondisi rumah
tangga atau keluarga yang kondusif bagi
perkembangan sehat anak
serta penanaman nilai-nilai
keagamaan dan mengembangkan komunikasi dengan anak-anaknya.
Berdasarkan kenyataan di lapangan bila diperhatikan akhlak
siswa merosot, terlihat seperti siswa keluar lingkungan sekolah sewaktu jam
pelajaran sudah dimulai, berkelahi,
tidak mengerjakan tugas, melawan guru dan lain sebagainya merupakan hal yang
tidak dapat dibiarkan terus menerus karena akan mengganggu proses
belajar yang dilaksanakan.
Permasalahan seperti ini dapat terjadi karena tidak adanya
hubungan komunikasi yang baik dalam keluarga, karena pendidikan dalam
keluarga adalah merupakan corak
kualitas anak selanjutnya. Dengan tidak terjalinnya hubungan komunikasi dalam
keluarga maka anak akan merasa diabaikan
sehingga ia akan
mencari hiburan yang
dapat merusak akhlak.
Keluarga memegang
peranan penting dalam proses sosialisasi anak karena dalam keluargalah pertama sekali
anak mengenal dan berhubungan dengan orang lain.[2]
Hal ini disebabkan karena lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan dan bimbingan.
Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai peletak dasar
pendidikan akhlak dan tabiat anak,
sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain.
Komunikasi dalam keluarga dapat menunjang kemajuan pendidikan terutama pendidikan akhlak siswa. Karena
dengan komunikasi yang dilakukan dalam
keluarga orang tua akan dapat mengetahui hal-hal yang dapat merusak akhlak anaknya. Bila komunikasi itu dapat
berjalan dengan baik, semua
tindakan anak yang menyimpang akan dapat ditanggulangi secepatnya.
Oleh karena itulah komunikasi dalam
keluarga itu mutlak diperlukan demi
keberhasilan pendidikan anak
khususnya akhlak mereka.
Dengan melakukan komunikasi dalam keluarga maka antara orang
tua dan anak akan terjalin
hubungan yang baik. Komunikasi dalam keluarga yang baik itu tercermin dari perlakuan orang
tua terhadap anak-anaknya. Yang mana
di dalam keluarga, anak sangat membutuhkan kasih sayang dari orang
tuanya. Apabila dalam sebuah keluarga dapat menjalin hubungan dengan baik,
yaitu antara orang tua dengan
anak-anaknya dalam artian memiliki komunikasi yang baik dalam keluarga, seorang
anak tidak bosan dan merasa aman berada dalamnya sehingga anak akan terkontrol
dan mempunyai akhlak yang baik, karena segala permasalahan dan keluh kesahnya
selalu dipecahkan bersama di dalam keluarga tersebut. Dan juga sebaliknya
apabila dalam sebuah keluarga tersebut tidak mempunyai komunikasi yang baik
atau tidak adanya perhatian orang tua terhadap anaknya maka anak tersebut akan
merasa diabaikan dan akan mencari kesenangan
di luar yang dapat
merusak akhlaknya.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan komunikasi siswa dalam
keluarga kurang, terlihat dari akhlak siswa yang merosot di sekolah. Untuk itu
penulis ingin mengetahui sejauh mana komunikasi yang di lakasanakan orang tua
dengan anaknya. Beranjak dari permasalahan di atas penulis tertarik membahas
masalah ini lebih lanjut dengan judul skripsi “Hubungan Komunikasi Dalam Keluarga
Dengan Akhlak Siswa SMK Negeri 2 Padangsidimpuan”.
B. Identifikasi Masalah
Sebagaimana yang diterangkan dalam latar belakang masalah
di atas, agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian tentang masalah yang di
teliti, maka akan di uraikan masalah yang teridentifikasi di lapangan, yakni :
1.
Komunikasi dalam keluarga jarang
di lakukan sehingga orang tua tidak mengetahui perilaku anak di sekolah.
2.
Orang tua kurang memahami
pelaksanaan komunikasi yang baik, sehingga komunikasi yang selama ini di
laksanakan tidak membuahkan hasil.
3.
Akhlak siswa yang tidak baik
sangat mengganggu proses belajar mengajar.
4.
Komunikasi dalam keluarga memiliki
hubungan terhadap akhlak siswa, karena segala permasalahan yang di hadapai
siswa sejak dini telah diketahui dan selanjutnya akan diberikan solusinya.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah
yang telah dikemukakan diatas, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal
berikut :
1.
Tentang komukasi dalam keluarga pada
SMK Negeri 2 Padangsidimpuan
2.
Tentang akhlak siswa pada SMK
Negeri 2 Padangsidimpuan
3.
Hubungan komunikasi dalam keluarga
terhadap akhlak siswa pada SMK
Negeri 2 Padangsidimpuan
D. Rumusan Masalah
Untuk memudahkan penulis dalam mengidentifikasi permasalahan
maka penelitian ini dirumuskan ke dalam beberapa bentuk poin pertanyaan, yaitu:
1.
Bagaimanakah komunikasi dalam
keluarga siswa SMK Negeri 2
Padangsidimpuan?
2.
Bagaimankah akhlak siswa SMK
Negeri 2 Padangsidimpuan?
3.
Apakah ada hubungan komunikasi
dalam keluarga dengan akhlak siswa SMK Negeri 2 Padangsidimpuan?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan penelitian
yang akan dicapai
dalam penelitian ini
adalah:
a.
Untuk mengetahui komunikasi dalam
keluarga pada SMK Negeri 2 Padangsidimpuan.
b.
Untuk mengetahui
akhlak siswa pada
SMK Negeri 2
Padangsidimpuan.
c.
Untuk mengetahui hubungan
komunikasi dalam keluarga terhadap akhlak siswa SMK Negeri 2 Padangsidimpuan.
Sedangkan kegunaan penelitian ini adalah:
1.
Sebagai bahan masukan bagi orang tua
terutama dalam melaksanakan komunikasi dalam keluarga guna mengantisipasi
timbulnya akhlak siswa yang tidak baik.
2.
Sebagai bahan masukan bagi guru
untuk meningkatkan komunikasi yang baik
dengan siswa.
3.
Sebagai bahan masukan bagi Kepala
Sekolah untuk meningkatkan komunikasi dengan
orang tua siswa karena kontribusi orang tua sangat besar dalam membina akhlak siswa di sekolah
dan masyarakat.
4.
Sebagai bahan informasi bagi
peneliti lain yang ingin membahas masalah yang sama.
5.
sebagai syarat untuk mencapai
gelar sarjana pendidikan islam.
ada yang lengkapnya....
BalasHapus