BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah proses budaya yang berlangsung seumur hidup yang
bermula dari lingkungan keluaraga atau rumah tangga. kehadiran anak dalam suatu
keluarga sangat diharapkan, sebab anak menjadi penghibur dan pengusir kesepian
orang tuanya, dengan kehadiran anak ikatan keluarga semakin erat dan intin, karena akan membawa kebahagiaan
dalam rumah tangga. Firman Allah dalam Al-Quran surat Al- Furqan 74:
tûïÏ%©!$#ur cqä9qà)t $oY/u ó=yd $oYs9 ô`ÏB $uZÅ_ºurør& $oYÏG»Íhèur no§è% &úãüôãr& $oYù=yèô_$#ur úüÉ)FßJù=Ï9 $·B$tBÎ) ÇÐÍÈ
“Dan orang- orang yang berkata : ya tuhan Kami, Anugerahkanlah
kepada istri-istri kami dan (keturunan) anak- anak sebagai penyenang hati kami
pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa”.
[1]
Seorang individu pertama kali dalam kehidupannya memperoleh
pendidikan dilingkungan keluarganya. Pendidikan yang diterima di dalam keluarga
merupakan dasar dari pendidikan, kemudian di lanjutkan disekolah dan di
masyarakat. Sebagai mana yang dijelaskan Oleh Zakiah Daradjat bahwa keluarga
adalah tempat pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, jika dalam suasana keluarga itu baik
dan menyenangkan maka anak akan tumbuh dengan baik pula, jika tidak, tentu akan
terhambat pertumbuhan anak tersebut.[2]
Anak adalah amanah Allah SWT yang wajib dipertanggung jawabkan di
mana tanggung jawab itu tidaklah ringan sehingga tidak boleh di abaikan begitu
saja, sebagai mana yang di ungkapkan oleh Al- Hamdi Muda’im bahwa Anak adalah
amanat Allah SWT yang harus di emban
dengan baik oleh setiap orang tuanya. Mulai dari kecil sampai dewasa orang tua
berkewajiban membimbing, mengarahkan dan mendidik menuju pemahaman ajaran agama
Islam. Sebab baik atau tidaknya anak setelah dewasa banyak ditentukan oleh
keberhasilan orang tua membimbing semenjak anak itu masih kecil.[3]
Orang tua harus mampu menciptakan suasana belajar dalam keluarga
dalam rangka mendidik dan membimbing anaknya agar tidak menyimpang dari
fitrahnya. Sebagaimana Sabda Nabi S.A.W.
كل مو لود يو لد على الفطرةحتى يعرب عنه لسانه
فا بوا ه يهود نه اوينصّر نه او يمجسانه (رواه الاسود ابن سريه)
“Setiap manusia itu dilahirkan dengan membawa fitrah, sehingga berubah
lisannya, maka kedua orang tuanyalah yang mendidik menjadi Yahudi, Nasrani dan
Majusi. (HR. Al-Aswad Ibnu Suriah)”.[4]
Berdasarkan hadis di atas menyatakan bahwa anak mereka bersikap
atau bertingkah laku yang baik atau buruk tergantung pada kedua orang tuanya,
karena orang tuanyalah yang menjadikan anak itu baik atau buruk. Disamping
pendidikan yang berlangsung dilingkungan keluarga juga dapat berlangsung dilingkungan
sekolah. Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga, yang mempunyai
peranan penting dalam mendidik dan mengajar manusia kearah kedewasaan.
Dalam konsepsi Islam, fungsi utama sekolah adalah sebagai media
realisasi pendidik dan berdasarkan
tujuan pemikiran aqidah dan syari’at demi
terwujudnya penghambaan diri kepada Allah serta sikap mengesakan Allah dan
mengembangkan segala bakat atau potensi menusia sesuai dengan fitrahnya
sehingga menusia sesuai dengan fitrahnya sehingga manusia terhindar dari
berbagai penyimpangan.[5]
Mengacu kepada kepentingan duniawi
semata tetapi juga untuk kepentingan ukhrawi memberi pendidikan agama kepada
anak bukan hanya sebatas mengajar agar bias membaca Al-Qu’an dan mampu
melakukan ibadah yang wajib tetapi mencakup berbagai aspek dalam kehidupan.
Namun, kadang-kadang orang menyangka bahwa pendidikan agama itu terbatas pada
ibadah seperti shalat, puasa, mengaji dan sebagainya. Pada hal pendidikan agama
itu harus mencakup keseluruhan hidup dan menjadi pengendalian dalam segala
tindakan.[6]
Orang tua yang seharusnya membentuk sikap anak yang sesuai dengan
ajaran agama untuk ditiru oleh anak, agar tercapainya pendidikan agama
tersebut. Sebagaimana yang diungkapkan
oleh Sikun Pribadi bahwa untuk mendidik anak supaya menjadi orang yang
dewasa (bertanggung jawab). Pendidik sendiri merupakan orang yang telah merealisasikan
cita-cita manusia yang bertanggung
jawab, yang nampak dari segala prilaku sehari–hari pikirannya emosinya,
sikapnya dan perbuatannya.[7]
Kecenderungan anak untuk meniru guru dan orang tua karena mereka
menganggap orang tua dan guru merupakan
tokoh yang perlu mereka tiru dalam kehidupannya,[8]
sehingga sikap dan perbuatan yang dilakukan oleh orang tua di rumah sering pula
dilakukan oleh anaknya apa bila hal tersebut diketahuinya. Para ahli jiwa
berpendapat bahwa “dalam segala hal anak merupakan peniru yang ulung.[9]
Justru itu orang tua harus mempertimbangkan sikap dan perbuatan
sehari- hari di depan anak-anaknya, karena tindakan sangat berpengaruh terhadap
perkembangan dan kepribadian anak melalui pengalamannya, sebagai mana yang di ungkapkan
oleh Zakiah Daradjat: “Pembinaan anak akan terjadi melalui pengalaman dan
kebiasaan yang di tanamkan sejak kecil
oleh orang tua dimulai dari kebiasaan
hidup sesuai dengan nilai- nilai moral yang ditiru dari orang tuanya dan
mendapat latihan-latihan untuk itu”.[10]
Walaupun sekolah bukan satu-satunya masa bagi setiap orang untuk
belajar, namun disadari bahwa sekolah adalah tempat yang sangat strategis
bagi pemerintah dan masyarakat untuk
membina seseorang dalam menghadapi masa depannya. pada lingkungan sekolah
hendaknya setiap individu dapat berkembang
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.[11]
Ketika seorang anak sudah memasuki gerbang sekolah, maka tanggung jawab
tersebut dipikul oleh guru dan sekolah. selama anak berada di lingkungan
sekolah. Selama anak berada di lingkungan sekolah, maka yang mempunyai tanggung
jawab penuh dalam pembentukan kepribadian anak adalah guru. Oleh karena itu, Seorang
harus menanamkan sikap keagamaan dalam diri siswa, sehingga tidak terjadi
penyimpangan yang yang dilakukan siswa.
Guru adalah orang yang diberi amanah untuk mengajar, membimbing dan
mengarahkan anak didik untuk mencapai suatu tujuan tertentu yaitu menjadi
seseorang yang berguna bagi agama, masyarakat, bangsa dan Negara. Dedikasi dan kredibilitas diri yang tinggi sudah seyogyanya menjadi
sesuatu yang harus dimiliki seorang guru. Dengan kata lain seorang guru harus profesional
dibidangnya.
Guru dalam melakukan pembinaan kepada peserta didik harus melakukan
kerja sama dengan orang tua. Kerja sama tersebut pada dasarnya berkaitan dengan
pembinaan peserta didik. Mengingat pentingnya kerja sama
antara guru dan orangtua, maka dalam hal ini para guru harus mampu
memfasilitasi kerjasama tersebut. Dalam hal ini para guru harus mempunyai
kemampuan interaksi sosial yang baik dengan orangtua. Di samping itu, para
orangtua juga harus mempunyai perhatian yang lebih terhadap proses perkembangan
pendidikan anaknya. Kerja sama tersebut pada dasarnya bertujuan untuk
menanamkan kedisiplinan
ibadah shalat anak. Sehingga guru dan orang tua secara bersama-sama
melakukan pembinaan agar peserta didik dapat melaksanakan ibadah shalat dengan
baik dan disiplin. Hal ini memang perlu pembinaan secara rutin dan kerja sama
yang baik, karena anak yang duduk di sekolah dasar sangat membutuhkan bimbingan
dan arahan dari guru dan orang tua.
Salah satu sekolah dasar yang berkembang pada saat
ini adalah Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Mutiara
yang berlokasi di Kota Pariaman. Sesuai dengan hasil
observasi penulis di SDIT Mutiara telah melakukan pembinaan ibadah shalat. Hal ini terlihat dengan rutinnya guru melakukan pembinaan di dalam kelas tentang kewajiban ibadah
shalat. Guru menerangkan bagaimana keutamaan ibadah shalat dan hukuman bagi
yang meninggalkannya.
Berdasarkan wawancara penulis dengan guru SDIT Mutiara bahwa pembinaan
tersebut dilakukan agar peserta didik terbiasa dan disiplin melaksanaan ibadah
shalat.[12]
Selanjutnya agar ibadah shalat tersebut dapat diaplikasikan di rumah, maka
dalam hal ini dilakukan kerja sama dengan orang tua murid. Hal ini sesuai
dengan wawancara penulis dengan kepala SDIT Mutiara bahwa kerja sama antara
guru dan orang tua dilakukan agar murid disiplin melaksanakan ibadah shalat di
rumah masing-masing. Dalam hal ini guru bertugas melakukan pembinaan di
sekolah, sedangkan orang tua mengaplikasikannya di rumah.[13]
Kerja sama antara guru dengan orangtua merupakan
sesuatu yang penting dalam proses pendidikan. Kerja sama orangtua dan guru
dalam membina anak didik di SDIT Muriara mempunyai dampak positif terhadap
perkembangan ibadah, terutama kedisiplinan dalam melaksanakan ibadah shalat.
Mengingat begitu pentingnya kerja sama antara guru dengan orang tua
terhadap pembinaan kedisiplinan ibadah shalat. Maka dalam hal ini penulis tertarik
melakukan penelitian dengan judul; “Kerja sama guru dan orang tua dalam
pembinaan kedisiplinan ibadah shalat di SDIT Mutiara Kota Pariaman.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
1.
Rumusan Masalah
Berangkat
dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah yaitu :
Bagaimana Pelaksanaan kerjasama guru dan
orang tua dalam mengatasi tingkah laku siswa bermasalah di MAS MTI Batang
Kabung Padang?
2.
Batasan Masalah
Supaya pembahasan ini terarah serta tidak menyimpang dari apa yang
di maksud dari judul di atas, maka penulis membatasi dengan
pertanyaan-pertanyaan pokok, yaitu;
1.
Bagaimana bentuk
pembinaan kedisiplinan ibadah shalat di SDIT Mutiara Kota Pariaman.
2.
Bagaimana
dampak pembinaan kedisiplinan ibadah shalat terhadap ibadah anak di rumah?
3.
Bagaimana faktor
pendukung dan penghambat dalam pembinaan kedisiplinan ibadah shalat di SDIT
Mutiara Kota Pariaman?
C.
Tujuan dan
Kegunaan Penelitian
1.
Tujuan
Penelitian
Adapun
tujuan penelitian ini adalah untuk sebagai berikut ;
a.
Untuk
mengetahui bentuk pembinaan kedisiplinan ibadah shalat di SDIT Mutiara Kota
Pariaman.
4.
Untuk
mengetahui dampak pembinaan kedisiplinan ibadah shalat terhadap ibadah anak di
rumah.
a.
Untuk
mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan kedisiplinan ibadah
shalat di SDIT Mutiara Kota Pariaman.
2.
Kegunaan
Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut;
a.
Sebagai masukan
bagi guru dan orang tua dalam melakukan
pembinaan kedisiplinan ibadah shalat anak.
b.
Untuk menambah pengetahuan
dan wawasan bagi penulis dalam melakukan penelitian, terutama yang berkaitan
dengan kerja sama gur dan orang tua dalam pembinaan kedisiplinan ibadah shalat
anak.
c.
Guna memenuhi
syarat dalam penyelesaian program S.1 pada Jurusan Pendidikan Agama Islam STIT
Syekh Burhanuddin Pariaman.
D.
Penjelasan
Judul
Untuk menghindari kerancuan dalam memahami judul ini, penulis akan
menjelaskan beberapa istilah yang dianggap perlu.
Kerjasama
|
:
|
Kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh beberapa orang (lembaga,
pemerintahan dan sebagainya) untuk mencapai tujuan bersama.[14]
Sedangkan yang dimaksud penulis adalah kegiatan yang dilakukan secara
bersama-sama antara guru dengan orang tua.
|
Guru
|
:
|
|
Orang Tua
|
:
|
Ayah atau ibu kandung atau yang di anggap orang tua (cerdik,
pandai, ahli dan sebagainya) atau orang di hormati atau sebagainya.
|
Kedisiplinan
|
:
|
Kedisiplinan diartikan dengan ketaatan dan kepatuhan kepada
peraturan.[17]
|
Ibadah Shalat
|
:
|
Merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim
dan merupakan ibadah utama dan mempunyai pahala yang besar bagi yang
melaksanakan.[18]
|
SDIT Mutiara
|
:
|
Merupakan salah satu sekolah dasar Islam yang berlokasi di Kota
Pariaman
|
Sedangkan yang dimaksud
dengan judul di atas adalah suatu usaha yang dilakukan guru dengan orang tua dalam
melakukan pembinaan kedisiplinan ibadah shalat bagi peseta didi di SDIT Mutiara
Kota Pariaman.
E.
Metode
Penelitian
1.
Jenis dan
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research)
dengan metode kualitatif melalui pendekatan deskriptif yaitu sebagai pemecahan
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objek
penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya
tanpa maksud mengkompirmasikan/membandingkan.[19]
2.
Lokasi
Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDIT Mutiara yang beralama di Jalan
Abdul Muis No. 22 Taratak Pariaman Tengah Kota Pariaman.
3.
Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini terdapat dua macam,
yaitu ;
a.
Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung
berkaitan dengan obyek penelitian. Dalam hal ini yang menjadi sumber data
primer adalah kepala sekolah, guru dan orangtua murid.
b. Data Sekunder
Sumber data sekunder
adalah sumber data pendukung yang melengkapi data primer. Adapun yang menjadi
sumber data sekunder adalah catatan, buku pedoman, murid dan sumber-sumber lain
yang relevan dengan penelitian ini.
4.
Teknik
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data untuk
keperluan penelitian, pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting
dalam metode ilmiah. Ada beberapa teknik pengumpulan data yang penulis gunakan
dalam penelitian ini adalah:
a.
Observasi
Observasi yang penulis lakukan adalah pengamatan langsung ke lapangan atau lokasi penelitian untuk mendapatkan data
yang penulis butuhkan dalam penelitian mengenai pelaksanaan kerja sama guru dan
orang tua serta pelaksanaannya bagi anak-anak.
b.
Wawancara
Wawancara adalah mengadakan dialog atau proses tanya
jawab langsung dengan responden untuk mendapatkan data yang dibutuhkan[20].
Penulis melakukan wawancara secara berulang-ulang sebagai bentuk pendalaman
terhadap informasi dari data yang diterima. Untuk mendapatkan informasi,
penulis menggunakan teknik snow ball, yaitu mewawancarai responden
sampai dapat data yang diperlukan. Dalam melakukan wawancara, penulis
menggunakan dua macam, yaitu ;
1)
Wawancara bebas, yaitu
di mana pewawancara bebas melakukan apa saja, asalkan data yang dicari dapat dikumpulkan[21].
Dalam melakukan wawancara ini melakukan pendekatan persuasif untuk menanyakan
berbagai hal sesuai dengan batasan masalah yang ditetapkan.
2)
Wawancara terpimpin,
yaitu wawancara yang dilakukan dengan membawa pedoman wawancara (sederetan
pertanyaan terperinci)[22].
Dalam melakukan wawancara ini, penulis menggunakan pertanyaan tertulis dan
terperinci sesuai dengan batasan masalah yang ditetapkan.
c.
Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah data-data, hal-hal atau variable-variabel berupa
catatan, buku-buku, transkip mengenai hal-hal yang diselidiki[23].
Studi dokumentasi penulis lakukan dengan mencari data tentang profil SDIT Mutiara, catatan, manuskrip,
buku dan dokumen lainnya.
5.
Teknik Pengolahan
Data
Setelah semua data terkumpul, selanjutnya penulis melakukan
pengolahan data dengan cara sebagai berikut:
a.
Reduksi data,
yaitu memilah dan memilih data yang sesuai dengan penelitian sehingga dapat
memberikan gambaran yang tajam mengenai
hasil pengamatan. Istilah reduksi data dapat disetarakan maknanya dengan
istilah pengolahan data (mulai dari editing, koding, hingga tabulasi data)
dalam penelitian kuantitatif.
b.
Display data, yaitu menyajikan data dalam bentuk kelompok, organisasi atau
bentuk penyajian lainnya, dengan demikian data lebih dapat dikuasai dan
terlihat sosoknya secara utuh. Itu mirip semacam pembuatan tabel atau diagram
dalam tradisi penelitian kuantitatif.
c.
Pengambilan
kesimpulan. Data yang telah diperoleh dan dipola dicarikan hubungannya, model
dan tema sehingga peneliti dapat memperoleh kesimpulan. [24]
F.
Sistematika
Penulisan
Agar penyajian skripsi ini sistematis, maka penulis mengungkapkan
kerangka berfikir sebagai berikut:
Bab pertama merupakan pendahuluan yang membicarakan tentang latar belakang masalah,
rumusan dan batasan masalah, rumusan dan
batasan masalah, penjelasan judul, tujuan dan kegunaan penelitian, metodologi
penelitian dan sistematika penulisan.
Bab kedua merupakan landasan teori yang memuat tentang Guru dan
orangtua, serta Ibadah Shalat. Pembahasan tentang guru dan orang tua mencakup
tentang Pengertian Guru dan Orang tua, Kewajiban Guru dan Orang tua, dan Guru
dan Orang Tua sebagai Pendidik. Sedangkan pembahasan tentang Ibadah Shalat
membahas tentang Pengertian Ibadah Shalat, Keutamaan Ibadah Shalat, dan Peran
Guru dan Orang tua dalam Pembinaan Kedisiplinan Ibadah Shalat.
Bab ketiga merupakan hasil penelitian yang membahas tentang Bentuk
pembinaan kedisiplinan ibadah shalat di SDIT Mutiara Kota Pariaman, Dampak
pembinaan kedisiplinan ibadah shalat terhadap ibadah anak di rumah dan Faktor
pendukung dan penghambat dalam pembinaan kedisiplinan ibadah shalat di SDIT
Mutiara Kota Pariaman.
Bab keempat merupakan penutup yang memuat tentang kesimpulan dan
saran.
[1] Departemen
Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV. Kathada, 2005), h.511
[2] Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam keluarga dan sekolah,
( Bandung: Remaja Rosda Karya 1998), h. 47
[3] Ali Hamdi
Muda’im, Ramalan-ramalan Rasulullah SAW tentang Akhir Zaman, (Jakarta:
CV. Bintang Pelajar,1987), h. 39
[4] M. Arif, Dasar-Dasar
Pendidikan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1991), h. 56
[5] Abdurrahman
An-Nahiawi, Pendidikan Islam di rumah, Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta :
Gema Insani Press, 2002), h.152
[6] Zakiah Darajdat, Membina nilai-nilai Moral
di Indonesia, (Jakarta : Bulan Bintang, !973), h. 66
[7] Sikun pribadi, Mutiara-mutiara Pendidikan,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1987), h. 79
[8] Asnelly Ilyas,
Mendambakan anak Saleh,
Prinsip-prinsip Pendidikan Anak dalam Islam, ( Bandung: Al-bayan, 1995),
Cet. 1, h. 39
[9] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:
Kalam Mulia, 1994), h. 182.
[10] Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa agama,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 101
[11] Zahara Idris, Dasar-dasar
Kependidikan, (Padang : Angkasa Raya, 1987), h. 42
[12] Tuti Anita,
Guru SDIT Mutiara, Wawancara, Pariaman, 28 Februari 2011
[13] Yasmainisar,
Kepala SDIT Mutiara, Wawancara, Pariaman, 28 Februari 2011
[14] Depertemen
Pendididkan dan Kebudayaan, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta :
Balai Pustaka, 1990). h. 428
[15] Ibid, h. 288
[16] Undan-undang
Republik Indonesia No.14 tahun 2005, Tentang
Guru dan Dosen, Bab 1 Pasal 1, (Jakarta: CV. Eko Jaya,2006), h. 4
[17] Depertemen Pendididkan dan Kebudayaan, op.cit.,
h. 268
[18] Abu Fatiah Al
Adnani, Kunci Ibadah Lengkap, (Jakarta : Annur Press, 2005), h. 109
[19] Hadari Nawawi,
Penelitian Tarapan, (Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press 1996), h. 3
[21] Syafrudin
Jamal, Dasar-dasar Metode Penelitian, (Jakarta : The Minangkabau
Foundation, 2000), hlm. 64
[22] Ibid., hlm. 65
[23] Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 206
[24] Suharsimi
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2001), h. 86
Bagi yang ingin berminat secara lengkap silahkan hubungi....081947777252 (Wandi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar