Selasa, 05 Februari 2013

PENGARUH OBJEK WISATA JEMBATAN AKAR TERHADAP PERUBAHAN KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PULUIK-PULUIK KECAMATAN BAYANG UTARA KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2002-2011


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang  Masalah
Sektor pariwisata merupakan salah satu potensi ekonomi kerakyatan yang perlu dikembangkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah. Hal ini dilakukan secara menyeluruh dan merata sehingga perlu adanya pembinaan yang terarah dan terkoordinir. Di samping itu, konsep tentang pariwisata mencakup tentang upaya pemberdayaan, usaha pariwisata, objek dan daya tarik wisata serta berbagai kegiatan dan jenis usaha pariwisata. Smith dalam Wardiyanta menyatakan bahwa secara substansi pariwisata merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat, yaitu berkaitan dengan cara penggunaan waktu senggang yang dimiliki sesorang.[1]
Ketegori objek wisata terbagi dua yang pertama adalah objek wisata yang dari perwujudan ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi, yang kedua adalah objek wisata yang daya tariknya bersumber pada keindahaan alam dan tata lingkungannya.[2]
Dalam Undang-undang Nomor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan disebutkan bahwa wisata merupakan kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek atau daya tarik wisata.[3] Dalam hal ini di Sumatera Barat sesuai dengan potensi dan kondisi kepariwisataan telah ditunjuk sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW). Potensi dan kondisi kepariwisataan Sumatera Barat dapat menjadi andalan dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya sikap agar pengembangan pariwisata dapat bernilai lebih dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.[4]
Objek wisata menjadi komoditi yang banyak digunakan oleh suatu Negara. Karena dengan adanya objek wisata maka potensi ekonomi sangat besar, seperti adanya pedagang yang menjajakan berbagai makanan dan minuman, penyediaan alat transfortasi, dan berbagai jasa-jasa lainnya. Dengan demikian sektor pariwisata juga dapat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi seperti kondisi moneter, tingkat pendapatan rata-rata penduduk, tingkat daya beli masyarakat, dan lain-lain.[5]
Kegiatan atau aktivitas pariwisata pada perkembangannya telah menjadi industri pariwisata dan merupakan salah satu sektor yang dapat memberikan keuntungan secara ekonomi. Di negara sedang berkembang seperti Indonesia, sektor pariwisata dijadikan sebagai salah satu sumber devisa negara, lebih-lebih adanya pandangan bahwa pariwisata merupakan eksport yang tidak kentara (invisible export), yang tidak mencemari lingkungan (smokeless industries), dan industri yang tidak akan pernah berakhir (never ending industries).[6] Berdasarkan hal tersebut telah mendorong para pengambil keputusan guna lebih memberikan penekanan pada aspek keuntungan ekonomi dari pada konsekuensi kelestarian lingkungan.
Salah satu objek wisata yang berkembang saat ini adalah Jembatan Akar. Jembatan akar (Minang: jambatan aka) dua kata benda yang mempunyai perbedaan makna, namun dalam penggabungannya kata-katanya merupakan salah satu objek wisata yang menarik dan unik serta banyak dikunjungi oleh masyarakat.
Keunikan Jembatan Akar terlihat dari kontruksinya yang berbeda dengan jembatan-jembatan lain. Jembatan biasanya terbuat dari kayu atau besi. Jembatan adalah struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperi lembah yang dalam, alur sungai, saluran irigasi dan pembuangan. Sejarah jembatan sudah cukup tua bersamaan dengan terjadinya hubungan komunikasi dan transportasi antar sesama manusia dan antar manusia dengan alam lingkungannya. Macam dan bentuk serta bahan yang digunakan mengalami perubahan sesuai dengan kemajuan zaman dan teknologi, mulai dari yang sederhana sekali sampai pada konstruksi yang mutakhir.
Objek wisata Jembatan Akar terletak di Kenagarian Puluik-Puluik Kecamatan Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan. Kehadiran Jembatan Akar di Kenagarian Puluik-Puluik mampu merubah daerah tersebut menjadi salah satu Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Pesisir Selatan. Berdasarkan wawancara penulis dengan tokoh masyarakat Kampung Pulut-pulut bahwa Jembatan Akar dibuat oleh seorang tokoh masyarakat yang bernama Pakiah Sokan  pada tahun 1916 dengan tujuan untuk menghubungkan dua Desa yang terpisah oleh sungai yaitu Desa Pulut-Pulut dan Desa Lubuak Silau. Dimasa hidupnya Pakiah Sokan adalah seorang Ulama yang mengembangkan ajaran Islam di tanah Bayang dengan mengajarkan syariat Islam kepada penduduk sekitar. Ide membuat Jembatan dari Akar pohon ini timbul dikarenakan rasa kasihan seorang Pakiah Sokan terhadap murid-muridnya yang bertempat tinggal di Kampung Lubuak Silau, mereka tidak bisa pergi mengaji ke surau Pakiah Sokan yang terletak di Kampung Pulut-Pulut karena harus menyebrangi sungai Batang Bayang.[7]
Jembatan yang dibuat oleh Pakiah Sokan adalah jembatan yang terbuat dari akar pohon beringin. Akar tersebut dililitkan ke bambu. Lama-lama kelamaan akar tersebut membentuk seperti jembatan. Dengan alasan tersebut jembatan itu disebut dengan jembatan akar. Niat baik Pakiah Sokan mempunyai manfaat yang besar, tidak hanya bagi murid-muridnya tetapi juga bagi seluruh masyarakat Kampung Lubuak Silau dan Kampung Pulut-pulut.[8] Sesuai namanya Jembatan akar, maka seluruh komponen pembuatan Jembatan ini memang seluruhnya terbuat dari akar pohon yang menghubungkan Dua Desa. Keunikan jembatan tersebut terlihat dari kontruksi jembatan sepanjang  ± 25 m dengan lebar ± 1,5 yang membentang di atas sungai Batang Bayang. Semua kontruksi berasal dari akar murni, tidak ada campuran yang lain. Hal ini dikarenakan oleh dua batang Pohon Beringin yang berdiri kokoh di kedua tebing sungai tempat jembatan itu berada.[9]
Di samping menurut Herman bahwa keunikan tidak hanya dari kontruksinya saja, tetapi jembatan akar juga merupakan objek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan dari luar Kampung Lubuak Silau dan Kampung Pulut-Pulut. Wisatawan umumnya sangat tergugah untuk menyaksikan langsung keunikan jembatan akar. Kekaguman pengunjung biasanya langsung didokumentasi dengan foto bersama dengan background-nya Jembatan Akar. Wisatawan tidak hanya masyarakat yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan, tetapi juga dari Padang, Bukittinggi, Batusangkar, Payakumbuh, dan lain-lain. Bahkan turis mancanegara juga berkunjung ke jembatan akar.[10]
Kehadiran Jembatan Akar di Kenagarian Puluik-Puluik mampu merubah daerah tersebut menjadi salah satu Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Pesisir Selatan. Hal ini dilatarbelakangi oleh konstruksi Jembatan Akar yang unik dan menarik, dan terletak di kawasan yang memiliki pemandangan alam yang indah. Di samping itu, secara tradisional Jembatan Akar tetap digunakan sebagai alat tempuh untuk menyeberangi sungai Batang Bayang. Di samping itu, tingginya populasi pengunjung juga mempunyai banyak manfaat, baik sebagai alat penghubung antara dua tempat, atau juga sebagai tempat untuk rekreasi. Jembatan Akar selalu dikunjungi tiap hari oleh masyarakat sekitar Kenagarian Puluik-puluik, ataupun dari luar Kabupaten Pesisir Selatan, termasuk turis mancanegara.
Tingginya pengaruh Jembatan Akar bagi masyarakat Pesisir Selatan secara khusus menarik perhatian Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan untuk memberdayakan Jembatan Akar sebagai salah satu objek wisata potensial di Kabupaten Pesisir Selatan. Berdasarkan input dari masyarakat setempat dan persetujuan Anggota DPRD Kabupaten Pesisir Selatan, Bupati Pesisir Selatan menetapkan Jembatan Akar sebagai salah satu objek wisata di Kabupaten Pesisir Selatan. Hal ini tertuang pada SK Bupati Pesisir Selatan Nomor 10 Tahun 2002 tentang Penetapan Jembatan Akar Sebagai Objek Wisata.
Implikasi penetapan SK tersebut juga adanya perhatian penuh pemerintah untuk mengembangkan Jembatan Akar menjadi salah satu objek wisata andalan di Kabupaten Pesisir Selatan. Upaya pemerintah juga beralasan bahwa tingginya antusias wisatawan mulai dari masyarakat setempat, dari luar dan mancanegara untuk mengunjungi Jembatan Akar Keunikan juga menarik perhatian pemerintah untuk membangun dan mengembangkan jembatan akar sebagai salah satu aset wisata di Kabupaten Pesisir Selatan. Mulai tahun 2000 pemerintah mulai membangun fasilitas-fasilitas sebagai penunjang objek wisata jembatan tersebut, seperti masjid, tempat jualan, pendopo tempat peristirahatan pengunjung, dan lain-lain. Di samping itu pemerintah juga memperbaiki jalan yang merupakan akses langsung ke Jembatan Akar. Dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesisir Selatan melakukan perbaikan dan pelebaran jalan ke Jembatan Akar. Di samping Dinas Kebudayaan dan Pariwisata gencar mempromosikan Jembatan Akar sebagai salah satu objek wisata yang unik di Kabupaten Pesisir Selatan. Di samping itu, pemerintah juga telah melakukan kerja sama dengan pihak Universitas Andalas untuk mengembangkan jembatan akar sebagai icon objek wisata di Kabupaten Pesisir Selatan.[11] Dengan demikian, Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan sangat mendukung upaya pengembangan Jembatan Akar agar keunikannya tetap terjaga dan masyarakat dapat menikmatinya dengan nyaman. Hal ini tentunya upaya positif yang harus dilakukan dengan baik, agar upaya pengembangan keunikan Jembatan Akar dapat berjalan dengan lancar. 
Pengembangan Jembatan Akar sebagai salah satu objek wisata di Kabupaten Pesisir Selatan juga berdampak positif terhadap peningkatan kegiatan ekonomi di Kampung Pulut-pulut. Setelah penetapan SK Bupati pada tahun 2002 maka dilakukan pengembangan jembatan akar. Hal ini juga sesuai dengan observasi penulis di lapangan bahwa di sekitar Jembatan Akar telah dibangun fasilitas-fasilitas pendukung seperti ada beberapa warung yang menjual makanan ringan yang banyak diminati oleh pengunjung. Menurut Nurbaiti salah seorang pedagang bahwa dengan adanya Jembatan Akar usahanya meningkat, apalagi pada hari-hari libur, balimau dan lebaran pengunjung banyak yang berbelanja.[12] Dengan demikian, keunikan Jembatan Akar sebagai objek wisata juga berdampak positif terhadap peningkatan ekonomi masyarakat setempat.
Di samping itu, di sungai Batang Bayang juga pernah dilaksanakan lomba arum jeram. Dengan adanya event tersebut juga salah satu bentuk promosi Jembatan Akar kepada masyarakat umum. Sehingga pada event-event tersebut juga meningkat populasi pengunjung ke Jembatan Akar. Dengan banyaknya pengunjung, maka transaksi jual beli juga meningkat pada warung-warung yang ada di sekitar Jembatan Akar.
Setelah ditetapkan SK Bupati tersebut, Jembatan Akar dilakukan pengembangan dan perbaikan sarana dan prasarana. Sehingga populasi pengunjung bertambah dan masyarakat setempat juga mendapatkan manfaat. Hal ini ditandai dengan perubahan sosial ekonomi juga mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dengan adanya beberapa perubahan profesi masyarakat setempat, yaitu yang biasanya bertani bisa menjadi pedagang di sekitar objek wisata jembatan akar. Sedangkan yang mempunyai kendaraan bermotor dimanfaatkan untuk jasa ojek. Perubahan tersebut dialami setelah bertambahnya populasi pengunjung ke Jembatan Akar.
Paparan di atas merupakan gambaran objek dari keberadaan jembatan akar sebagai salah satu objek wisata alam yang unik. Namun jembatan akar sebagai salah satu objek wisata perlu adanya perawatan dan pengelolaan yang baik, sehingga perubahan sosial ekonomi masyarakat makin meningkat. Dalam hal ini peran masyarakat setempat dan pemerintah sangat diperlukan. Tanpa adanya perhatian yang penuh maka jembatan akar akan punah secara perlahan-lahan. Dalam hal ini perlu pengkajian bagaimana upaya-upaya pemerintah untuk menjaga dan mengembangkan keunikan Jembatan Akar sebagai objek wisata. Untuk Memperhatikan fenomena tentang keunikan Jembatan Akar, maka dalam hal ini penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul ‘Pengaruh Objek Wisata Jembatan Akar terhadap Perubahan Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Puluik-Puluik Kecamatan Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2002-2011’’.
B.     Batasan Masalah
Untuk memudahkan memahami dan mengarahkan penulis mengkaji permasalahan  yang menyangkut dampak objek wisata jembatan akar terhadap perubahan sosial ekonomi masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan. Keunikan dari Jembatan akar hingga menjadi Objek Wisata oleh Pemerintah Pesisr Selatan, penulis merasa perlu memberikan batasan waktu dan tempat. Sebagai batasan waktu dalam tulisan ini adalah sejak tahun 2002-2011. Penetepan tahun ini berdasarkan SK Bupati Pesisir Selatan dikeluarkan pada tahun 2002. Sedangkan tempat yang dimaksud penulis dalam tulisan ini adalah Kampung Pulut-Pulut kenegarian Asam Kumbang Kecamatan Bayang Utara.
Untuk memudakan penulis dalam pencapaiyan tujuan,  maka penulis  batasa  masalah  dalam  penelitian ini adalah :
a.       Batasan temporal
Penulis menganbil batasan pada tahun 2002 dengan tahun 2011. Penetapan tahun ini berdasarkan awal dari penetapan SK Bupati Pesisir Selatan tentang penetapan Jembatan Akar sebagai salah satu objek wisata sampai dengan perkembangan yang terjadi sampai tahun 2011.

b.      Batasan spasial
Di lihat dari latar belakang daerah dan wilayah penelitia penulis membatasi penelitian  pada  pesta pernikaha tahun 2005 dengan tahun 2010 di Kampung  Kapau Kenagarian Kambang Timur.
c.        Batasan tematis.
Untuk menghindar terjadi kesalan pahaman, maka penulis membatasi tema sebagai berikut:
a.       Apa saja nyayian dasar rabab dalam pesta pernikahan di Kampung  Kapau Kenagarian Kambang Timur.
b.      Apa saja nyayian luar yang mempengaruhai nyayian dasar rabab di Kampung  Kapau Kenagarian Kambang Timur.
c.       kapan mulai terjadi perubaha nyayian Rabab dalam pesta pernikahan di Kampung  Kapau Kenagarian Kambang Timur.
d.      Bagai mana hasil dari penyatuan antara nyayian rabab asli denga nyayian luar  di Kampung  Kapau Kenagarian Kambang Timur.
e.       Bagai mana tangapan toko masarakat terhadap perubahan nyayian rabab dalam pesta pernikahan di Kampung  Kapau Kenagarian Kambang Timur.




C.    Rumusan Masalah
Melihat dari pembatasan masalah yang masih luas cakupannya, permasalahan ini penulis rumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1.      Bagaimana upaya pemerintah dalam mengembangkan Jembatan Akar sebagai objek wisata di Kampung Pulut-Pulut Kenegarian Asam Kumbang Kecamatan Bayang Utara  di Kabupaten Pesisir selatan Tahun 2002-2011?
2.      Bagaimana perubahan sosial ekonomi masyarakat sekitar Jembatan Akar di Kampung Pulut-Pulut Kenegarian Asam Kumbang Kecamatan Bayang Utara  di Kabupaten Pesisir selatan Tahun 2002-2011?
3.      Bagaimana perkembangan pengunjung dalam mengunjungi Jembatan Akar di Kampung Pulut-Pulut Kenegarian Asam Kumbang Kecamatan Bayang Utara  di Kabupaten Pesisir selatan pada Tahun 2002-2011?
D.    Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.      Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui :      
a.       Upaya pemerintah dalam mengembangkan Jembatan Akar sebagai objek wisata di Kampung Pulut-Pulut Kenegarian Asam Kumbang Kecamatan Bayang Utara  di Kabupaten Pesisir selatan Tahun 2002-2011.
b.      Perubahan sosial ekonomi masyarakat sekitar Jembatan Akar di Kampung Pulut-Pulut Kenegarian Asam Kumbang Kecamatan Bayang Utara  di Kabupaten Pesisir selatan Tahun 2002-2011.
c.       Perkembangan pengunjung dalam mengunjungi Jembatan Akar di Kampung Pulut-Pulut Kenegarian Asam Kumbang Kecamatan Bayang Utara  di Kabupaten Pesisir selatan pada Tahun 2002-2011.
2.      Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat penulisan ini adalah adalah untuk menembah literatur perpustakaan, menambah pengetahuan tentang Potensi daerah Pesisir Selatan, Khususnya untuk mengatahui lebih mendalam tentang keunikan Jembatan Akar hingga menjadi Objek Wisata Daerah Pesisir Selatan.  
E.     Tinjauan Pustaka
1.      Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual yang dimaksud untuk membantu rumusan masalah dlam penelitian ini, agar penelitian ini dapat terlaksana secara terarah dan hasilnya dapat menambah jawaban, pemecahan atau pokok masalah penelitian yang telah diterapkan.
a.       Pengertian Pariwisata
Pariwisata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai suatu yang berhubungan dengan perjalanan, rekreasi, pelancongan, turisme.[13] Selain itu ada juga yang menyatakan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah (bisnis) di tempat yang dikunjungi, tetapi semacam untuk menikmati perjalanan guna bertamasya dan rekreasi atau memenuhi keinginan yang beraneka ragam seperti melihat keindahan alam serta mengihirup udara yang sejuk di daerah objek wisata.[14]
Sedangkan kepariwisataan menurut UU Nomor 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan bahwa objek wisata merupakan perwujudan dari ciptaan Tuhan, tata hidup, seni budaya, sejarah bangsa dan tempat serta keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk  kunjungan wisata. Suatu objek bisa dijadikan tempat wisata apabila mempunyai keunikan dan daya tarik harus memenuhi beberapa persyaratan.
b.      Pengelolaan Pariwisata
Pada masa sekarang pengelolaan pariwisata lebih dikenal dengan istilah industri pariwisata, yang dalam pelaksanaannya para wisatawan dibedakan atas beberapa bentuk, yaitu;
1)      Wisatawan dalam negeri, yang sering dikenal dengan wisnus (wisatawan nusantara atau local).
2)      Wisatawan luar negeri, yang sering juga disebut wisman (wisatawan mancanegara).[15]
Dengan memperhatikan berbagai keperluan wisatawan maka timbullah industri pariwisata, yakni sektor industri yang berkaitan langsung dengan kegiatan kepariwisataan. Sektor industri pariwisata lebih banyak bergerak dalam jasa yang memberikan pelayanan (service) pada pengguna jasa (wisatawan).[16]
c.       Daya Tarik Objek Wisata
Dalam keunikan objek wisata terlihat dari daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung. Daya tarik tersebut merupakan segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Pengaruh yang Nampak dari pesatnya pembangunan adalah terjadinya Perubahan sosial budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni perubahan dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma sosial merupakan salah satu dampak yang dirasakan. Perubahan sosial dan budaya meliputi berbagai bidang kehidupan dan merupakan masalah bagi semua institusi sosial seperti : industri, agama, perekonomian, pemerintahan, keluarga, perkumpulan perkumpulan dan pendidikan“.
Pokok yang terjadi pada perubahan sosial dan budaya diakibatkan dari perubahan yang berkembang pesat saat ini selain dari pengaruh Pembangunan, juga karena adanya penetrasi kebudayaan dari luar yang masuk dengan mudah akibat proses pembangunan itu sendiri. Diantaranya adalah proses dan berkembangnya pariwisata disuatu daerah yang banyak dikunjungi wisatawan. Telah disadari bahwa praktik-praktik pariwisata, yang melihat kebudayaan (juga alam), terutama sebagai sumber komoditi, ternyata membawa dampak yang tidak selalu positif. Dampak positif yang biasanya langsung dan segera dapat dirasakan adalah dalam segi keuntungan ekonomi, sebagaimana yang telah di gariskan dalam Undang-Undang Tentang Kepariwisataan. No.9 Tahun 1990 yaitu Salah satu tujuan penyelenggaraan kepariwisataan adalah untuk meningkatkan pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, juga memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja serta mendorong pembangunan daerah. Selanjutnya efek dari adanya objek wisata adalah sebagai berikut ;
a)      Seiring dengan meningkatkanya kesejahteraan masyarakat anggaran untuk berlibur meningkat.
b)      Tersedianya waktu berlibur yang cukup panjang di Negara kunjungan.
c)      Kemajuan teknologi di bidang transfortasi dan komunikasi mendorong orang untuk bepergian jauh.
d)     Meningkatnya kunjungan-kunjungan wisatawan ke Asia Pasifik memberikan pelung bagi objek wisata di Indonesia untuk dikunjungi.
Jembatan akar merupakan salah satu objek wisata yang mempunyai daya tarik tersendiri. Jembatan akar merupakan objek wisata kumpulan dari bentuk objek wisata sejarah, budaya, alam dan sungai. Dengan berbagai keunikan tersebut, jembatan banyak dikunjungi oleh masyarakat. Dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan berupaya melakukan pengembangan Jembatan Akar agar keunikannya tetap terjaga dan dapat diminati oleh seluruh pengunjung.
2.      Studi Relevan
Penelitian tentang objek wisata telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Penelitian yang dilakukan oleh Melidawati tahun 2003 yang melakukan meneliti untuk skripsi tentang “Perkembangan Pariwisata Danau Maninjau Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam Tahun 1997-2002”, yang membahas tentang perkembangan objek wisata Danau Maninjau pada krisis ekonomi pada tahun 1997 sampai pada tahun 2002 dimana mulai membaiknya ekonomi masyarakat.
Penelitian lain dalam skripsi yang ditulis oleh Evi Murni (2000) yang membahas tentang “Dampak Pariwisata Terhadap Ekonomi Masyarakat Maninjau Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam (1991-1997)”, yang membahas tentang upaya pemerintah menjadikan pariwisata Maninjau sebagai primadona alam dan Visit Indonesiaan Year 1991.
Penelitian lain dalam skripsi ditulis oleh Afriyenti (2010) yang membahas tentang “Pengembangan Objek Wisata Jembatan Akar Kecamatan Bayang Utara Kabupetan Pesisir Selatan”. Dalam penelitian ini membahas tentang upaya-upaya pengembangan yang dilakukan terhadap daerah tujuan wisata Jembatan Akar oleh masyarakat dan pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan.
Berdasarkan dua penelitian di atas, penulis meneliti pada aspek pengaruh Objek Wisata Jembatan terhadap perubahan social ekonomi masyarakat Pulut-Pulut Kecamatan Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan. Dalam hal ini penulis memfokuskan kepada aspek perubahan sosial ekonomi dibandingkan perkembangan objek wisata tersebut.
F.     Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode sejarah, yaitu proses menguji dan menganalisis sejarah, kritis rekaman dan peninggalan masa lampau dengan menempuh proses rekontruksi tentang masa lampau dan menuliskan hasilnya berdasarkan data yang diperoleh yang disebut historiografi.[17]
Tahapan penelitian ini terdiri dari empat tahapan yaitu ;
a.       Heuristic
Langkah pertama yaitu heuristic adalah mengumpulkan data-data dan literatur yang berhubungan dengan perubahan sosial ekonomi masyarakat di sekitar Jembatan Akar sebagai objek wisata di Kabupaten Pesisir Selatan. Dalam hal ini penulis memperoleh data-data melalui dari perpustaaan, hasil penelitian terdahulu, observasi dan wawancara. Setelah penulis mendapatkan data penulis memisakan antara primer dan sumber skunder. Sumber primer adalah sumber yang berkaitan langsung dengan objek penelitian. Dalam hal ini adalah arsip, dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Sedangkan sumber skunder adalah sumber-sumber tambahan dalam penelitian. Dalam hal ini adalah Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Selatan, Camat Kecamatan Bayang Utara, Walinagari Pulut-pulut, Tokoh Masyarakat Pulut-pulut, dan pedagang di sekitar objek wisata.
b.      Kritik sumber
Langkah yang kedua adalah kritik sumber, yaitu setelah penulis mengumpulkan data-data kemudian penulis melakukan kritik sumber dari sekian banyak sumber yang penulis dapat dari observasi, wawancara dan perpustakaan. Kritik penulis lakukan dari dua cara yaitu kritik eksternal dan internal. Kritik ekternal yaitu pengujian terhadap keutuhan sumber, sedangkan kritik internal yaiti dari segi isi sumber itu sendiri.
c.       Interpretasi
Sedangkan langkah yang ketiga adalah interpretasi, yaitu menafsirkan keterangan-keterangan sumber yang telah teruji keabsahannya, dan disimpulkan. Interpretasi tersebut bersumber dari ktirik sumber pada tahap sebelumnya.
d.      Penulisan.
Sedangkan yang keempat adalah melakukan penulisan dalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi. Hal ini dilakukan sebagaimana layaknya dalam studi sejarah, dengan menggabungkan kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari literatur-literatur (historiografi).


[1] Sumber : Wardiyanta. 2006, Metode Penelitian Pariwisata, (Yogyakarta : Andi.), Hal. 16
[2] Sumber : Nyoman S Pendit. 1994.  Ilmu Pariwisata, Jakarta.
[3] Sumber : Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan
[4] JamraHal. 2002. Tahun 2003 Sebagai Tahun Pariwisata Sumatera Barat, (Harian Haluan, Rabu 27 November), Hal. 5
[5] Sumber :  Suyitno. 2008. Perencanaan Wisata, (Yogyakarta :  Penerbit Kanisius,), Hal. 14
[6] Sumber : http://balisewamobil.biz/bali-blog/index.php
[7] Sumber : Syafdimar, Sekretaris KAN Nagari Pulut-pulut, Wawancara, Pulut-pulut : 4 Agustus 2011
[8] Sumber : Syafdimar, Sekretaris KAN Nagari Pulut-pulut, Wawancara, Pulut-pulut : 4 Agustus 2011
[9] Sumber : Herman, Pengelola Jembatan Akar, Wawancara, Pulut-pulut : 5 Agustus 2011
[10] Sumber : Herman, Pengelola Jembatan Akar, Wawancara, Pulut-pulut : 5 Agustus 2011
[11]  Sumber : http://pesisirselatan.go.id/index.php?mod=pariwisata&id=4
[12] Sumber : Nurbaiti, Pedagang Jembatan Akar, Wawancara, Pulut-pulut : 5 Agustus 2011 Pulut-pulut : 8 Agustus 2011
[13] Sumber : Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). (Jakarta : Balai Pustaka), hal. 830
[14] Sumber : Oka Yoeti. 1983. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa, hal. 109
[15] Sumber : Zulkifli Harun. 2002), Jurnal Antropologi, (Padang : FISIP UNAND), hal. 108
[16] Sumber : Zulkifli Harun. 2002), Jurnal Antropologi, (Padang : FISIP UNAND), hal. 109
[17] Sumber : Louis Gottschaik. 1986). Mengerti Sejarah,  Jakarta : UI Press. hal. 34



Bagi yang ingin berminat secara lengkap silahkan hubungi....081947777252 (Wandi)

2 komentar:

  1. gan bisa di publish gk bab 2 nya?
    lagi nyari referensi nih
    thanks

    BalasHapus
  2. Gan yg afriyenti dari universitas mne.. Ane butuh referensi.a

    BalasHapus